makalah atletik


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
     atletik adalah salah satu cabang olahraga. atletik sendiri sudah diperkenalkan dalam dunia pendidikan sejak pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. hal ini dikerenakan dalam cabang olahraga sangat perlu melatih para calon atlit. melalui pembelajaran atletik di sekolah baik pemerintah, sekolah ataupun siswa dapat mengembangkan bidang olahraga dalam cabang atletik itu sendiri. oleh karna itu peran guru sangatlah diperlukan guna melatih dan membimbing siswa-siswi dalam  berolahraga atletik. guru harus mengetahui  cabang-cabang dari atletik itu sendiri, dalam mengetahui setiap cabang atletik guru juga harus mampu menggunakan teknik-teknik untuk setiap cabag atletik.
     oleh karena itu penulis merasa perlu untuk membuat makalah ini sebagai sarana dalam menambah pengetahuan tentang atletik itu sendiri. khususnya bagi calon guru yang akan menanam bibit unggul para calon atlit cabang atletik.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka diperoleh sebuah rumusan masalah sebgai berikut :

1.      Apakah atletik itu ?
2.      Apasajakah cabang olahraga atletik itu ?
3.      Bagaimanakah teknik permainan pada setiap cabang atletik ?
C.    Tujaun
Dari rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian dan sejarah atletik.
2.      Untuk mengetahui cabang olahraga atletik
 3.      Untuk mengetahui 

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Atletik
1.      Pengertian
Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu "athlon atau athlum" artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Orang yang melakukannya dinamakan "athleta" (atlet). Kita dapat menjumpai pada kata "pentahtlon" yang terdiri dari kata "panta" berarti lima atau panca athlon berarti lomba. Arti selengkapnya adalah "panca lomba" atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan /diperlombakan yang meliputi nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Istilah "athletic" dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan, termasuk renang, bola basket, tenis, sepak bola, senam dan lain-lain.

2.      Sejarah
Sejarah atletik dimulai oleh bangsa Yunani yang pertama kali menyelenggarakan perlombaan atletik. Hal ini dapat dibaca dari karya pujangga Yunani Purba bernama Homerus. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani "Athios", artinya lomba. Pada waktu itu cabang olahraga atletik dikenal dengan pentahlon atau panca lomba dan decathlon atau dasa lomba. Pada buku Odysus, karya Hemerun menerangkan bahwa petualangan Odysus mengunjungi kepulauan di sebelah selatan Yunani, oleh kepala suku diadakan upacara penyambutan. Dalam upacara tersebut diadakan perlombaan yang terdiri dari: lari, lempar cakram, tinju, dan gulat. Pada tahun 776 SM, Yunani mengadakan Olimpiade. Juara pentahlon atau pancalomba dinyatakan sebagai juara Olimpiade.

Pada nomor lari (marathon), nomor ini merupakan kegiatan berlari yang telah dimulai sejak tahun 490 sebelum Masehi. Kegiatan ini berawal dari sebuah kota kecil yang bernama Marathon, 40 km dari Athena. Baru pada tahun 1908, jarak marathon dibakukan menjadi jarak 42,195 km. Sejak itu, cabang olahraga marathon selalu menjadi puncak sekaligus penutup seluruh rangkaian olahraga. Olimpiade modern dilaksanakan atas prakarsa seorang warga negara Prancis yang bernama Baron Peire Louherbin pada tahun 1896 bertempat di Athena Yunani. Dalam Olimpiade tersebut nomor atletik merupakan tambang medali yang diperebutkan.

Meskipun atletik telah ada dari sejak lama, tapi organisasi atletik internasional baru terbentuk pada tanggal 17 Juli 1912 pada Olimpiade ke-5 di Stockhom, Swedia dengan nama "International Amateur Athletic Federation" yang disingkat IAAF. Sejak saat itu, atletik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tanggal 3 September 1950 di Indonesia berdiri PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

B.     Cabang olahraga atletik
1.      Lari
a.      Lari jarak pendek
Lari jarak pendek adalah salah satu nomor lari cepat. Lari jarak pendek disebut juga sprint. Adapun teknik dan cara melakukan lari jarak pendek adalah :
1)      Teknik Start dalam Lari Jarak Pendek
Start berdasarkan kegunaanya dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu start berdiri (standing start), start melayang (flying start), dan start jongkok (crouching start). Start berdiri digunakan untuk lari jarak jauh, start melayang digunakan untuk lari sambung (estafet), khususnya pelari ke – 2, ke – 3, dan ke – 4, sedangkan start jongkok digunakan untuk lari jarak pendek. Sesuai dengan istilahnya, start jongkok dilakukan dengan cara berjongkok. Start jongkok berdasarkan cara pelaksanaannya dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a)      Start pendek (the short start / bunch start)
Sikap permulaan start pendek yaitu : berdiri tegak kedua kaki rapat, lengan lurus di samping badan, dan pandangan lurus ke depan.
Cara melakukan start pendek yaitu :
(1)   Langkahkan kaki kiri ke depan dengan jari – jari kaki lurus ke depan.
(2)   Letakkan ujung jari kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan
(3)   Jarak kedua kaki kira – kira satu kepalan tangan.
(4)   Letakkan kedua lengan lurus dengan bahu, jari – jari tangan rapat, ibu jari  membuka membentuk huruf V tebalik di belakang garis start.
b)      Start menengah (the medium start)
Sikap permulaan start menengah yaitu :
Berdiri tegak kedua kaki rapat, lengan lurus di samping badan, dan
pandangan lurus ke depan.
Cara melakukan
(1)   Langkahkan kaki kiri ke depan dengan jari – jari kaki lurus kedepan.
(2)   Letakkan lutut kaki belakang sejajar dengan ujung jari kaki depan
(3)   Jarak kedua kaki kira – kira satu kepalan tangan.
(4)   Letakkan kedua lengan lurus dengan bahu, jari – jari tangan rapat, ibu jari membuka membentuk huruf V terbalik di belakang garis start. c)  Start panjang (the long start)
Sikap permulaan start panjang yaitu :
Berdiri tegak kedua kaki rapat, lengan lurus di samping badan, dan
pandangan lurus ke depan.   
Cara melakukan start panjang yaitu :
(1)   Langkahkan kaki kiri ke depan dengan jari – jari kaki lurus ke depan.
(2)   Letakkan lutut kaki belakang sejajar dengan ujung jari kaki depan.
(3)   Jarak kedua kaki kira – kira satu kepalan tangan.
(4)   Letakkan kedua lengan lurus dengan bahu, jari – jari tangan rapat, ibu jari membuka membentuk huruf V terbalik di belakang garis start
2)  Aba – Aba Start Jongkok
Aba – aba start jongkok terdiri dari 3 tahap, yaitu :
a)      Bersedia
Setelah mendengarkan aba – aba “bersedia”, pelari melangkahkan salah satu ke depan di belakang garis start, dan berjongkok sesuai dengan start yang digunakan (start pendek, menengah, atau panjang), serta meletakkan kedua tangan (ujung jari - jari) ke tanah.
b)      Siap
Setelah mendengar aba – aba “siap”, pelari mengangkat pantat sehingga posisi panggul lebih tinggi dari pada bahu, sedangkan kepala menunduk dan rileks.
c)       Ya atau bunyi pistol
Setelah mendengar aba – aba “ya” atau bunyi pistol, pelari
mendorongkan kaki depan ke balok start dan bersamaan dengan itu kaki belakang digerakkan ke depan dalam keadaan lutut tertekuk (lutut
diangkat ke depan atas)
3)      Teknik Gerakan lari jarak Pendek
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam berlari jarak pendek adalah :
a)      Setelah aba – aba “ya” atau bunyi pistol, maka pelari berlari melesatdari balok start.
b)      Pendaratan kaki pada ujung kaki bagian depan.
c)      Sikap badan condong ke depan, pandangan lurus ke depan.
d)     Ayunkan lengan dengan kuat ke depan dada di atas pinggang
e)      Pergelangan tangan lurus dan tangan mengepal
f)       Otot – otot leher rileks dan pada saat berlari menahan napas.

4)      Teknik Gerakan Memasuki Garis Finish
Memasuki garis finish adalah hal yang paling penting dalam lari dan merupakan penentu kalah atau menangnya seorang pelari. Ada beberapa teknik memasuki garis finish yang biasa digunakan oleh pelari yaitu :

a)      Lari terus tanpa mengubah sikap lari
b)      Dada maju atau kepala ditundukkan, kedua tangan lurus ke belakang
c)      Salah satu bahu maju ke depan (dada diputar ke salah satu sisi)

5)      Peraturan Perlombaan
Peraturan perlombaan yang ditetapkan oleh induk organisasi atletik internasional IAAF ( International Amateur Atloetik Federation ) atau tingkat nasional PASI ( Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ) tentang perlombaan lari jarak pendek yaitu :
a)      Peraturan Perlombaan
(1)   Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukan dengan sebuah garis selebar 5 cm siku – siku dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus  diukur dari tepi garis start ke tepi garis fnish terdekat dengan garis start
(2)   Aba – aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah : “ bersedia”,  “siap” dan “ ya” atau bunyi pistol.
(3)   Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat aba – aba “ ya” atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
(4)   Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan (maksimal 3 kali kesalahan )
(5)   Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan 4 tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak semi final, dan babak final.
(6)   Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya

b)      Diskualifikasi atau Hal – hal yang Dianggap Tidak Sah
(1)   Melakukan kesalahan start lebih dari 3 kali
(2)   Memasuki lintasan pelari lain
(3)   Mengganggu pelari lain
(4)    Keluar dari lintasan
(5)   Terbuktui memakai obat perangsang
c)       Petugas atau Juri dalam Lomba Lari
(1)   Starter, yaitu petugas yang memberangkatkan perlari
(2)   Recall Starter yaitu petugas yang mengecek atau mengabsen para pelari
(3)   Timer yaitu petugas pencatat waktu
(4)    Pengawas lintasan yaitu petugas yang berdiri pada tempat tertentu dan bertugas   mengawasi pelari apabila melakukan kesalahan dan pelanggaran
(5)   Juri kedatangan yaitu petugas pencatat kedatangan pelari yang pertama sampai dengan terakhir dan menentukan ranking / urutan kejuaraan
(6)   Juri pencatat hasil yaitu petugas pencatat hasil setelah pelari memasuki garis finish

b.      Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah menempuh jarak 800 m dan 1500 m. start yang digunakan untuk lari jarak menengah nomor 800 m adalah start jongkok, sedangkan untuk jarak 1500 m menggunakan start berdiri. Pada lari 800 m masing – masing pelari berlari di laintasannya sendiri, setelah melewati satu tikungan pertama barulah pelari – pelari itu boleh masuk ke dalam lintasan pertama. Hal yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah adalah penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan / stamina dari masing – masing pelari.
1)   Teknik Gerakan lari Jarak Menengah
Teknik gerakan lari jarak menengah meliputi :
a)      Posisi kepala dan badan tidak terlalu condong, sikap badan seperti sikap orang berlari
b)      Sudut lengan antara 100 – 110 derajat
c)      Pendaratan pada tumit dan menolak dengan ujung kaki
d)     Ayunkan kedua lengan untuk mengimbangi gerak kaki
e)      Mengayunkan lutut kedepan tidak setinggi pinggul
f)       Pada waktu menggerakkan tungkai bawah dari belakang ke depan tidak terlalu tinggi
2)    Teknik Lari Jarak Menengah Saat Melewati Tikungan
Teknik lari jarak menengah saat melewati tikungan adalah :
a)      Usahakan berlari sedekat mungkin dengan garis lintasan sebelah kiri
b)      Putarkan keduan bahu ke kiri, kepala juga miring ke kiri
c)      Sudut lengan kanan usahakan lebih besar daripada lengan kiri

3)   Peraturan Perlombaan
Gerak lari jarak menengah (800 m- 1500 m) dan sedikit berbeda dengan gerakan lari jarak pendek .terletak pada cara kaki menapak. Lari jarak menengah, kaki menapak ball hell-ball, ialah menapakkan pada ujung kaki tumit dan menolak dengan ujung kaki. Star dikakukan dengan cara berdiri.
Yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah:
a)      badan harus selalu rilaks atau santai.
b)      Lengan diayun dan tidak terlalu tinggi seperti pada lari jarak pendek
c)      Badan condong ke depan kia-kira 15º dari garis vertical.
d)     Panjang langkah tetap dan lebar tekanan pada ayunan paha ke depan, panjang langkah harus sesuai dengan panjang tungkai.
e)      Angkat lutut cukup tinggi (tidak setinggi lari jarak pendek).
f)       Penguasaan terhadap kecepatan lari (pace) dan kondisi fisik serta daya tahan tubuh yang baik.
Dalam lari jarak menengah gerakan lari harus dilakukan dengan sewajarnya, kaki diayunkan ke depan seenaknya, panjang langkah tidak terlalu dipaksakan kecuali menjelang masuk garis finis.
c.       Lari Jarak Jauh
Lari jarak jauh dilakukan dalam lintasan stadion jarak 3000m, ke atas, 5000m, 10.000m, sedangkan marathon dan juga cross-country, harus dilakukan diluar stadion kecuali star dan finis, secara fisik dan mental merupakan keharusan bagi pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan gerakan kaki dilakuakan seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah lutut diangkat dan langkah juga makin kecil.

1)      Teknik perlu  diketahui  dalam lari jarak jauh
a)       Berlari  dengan  irama konstan dengan  langkah menghemat tenaga.
b)       Pertahankan agar posisi badan tetap  tegak.
c)       Mengayun  kedua  tangan dengan  rileks.
d)       Daya tahan umum dan daya tahan kecepatan.
2)      Peraturan lari Jarak Jauh di Lintasan Alam/Cross-Country

Jalur lomba diupayakan:
a)      Pada jalur di alam terbuka di ladang yang luas, lapangan rumput yang luas dengan sebagian tanah yang baru dibajak hindari banyaknya jalur yang memotong.
b)      Jalur perlombaan harus diberi rambu-rambu sebagai penunjuk jalur, diupayakan dikiri-kanan jalur dibuatkan pembatas dengan tali atau benda lain.
c)      Bila merancang jalur hindari rintangan yang membahayakan seperti parit yang dalam, terjal, curam, semak belukar yang tebal.
d)     Star dan jarak-jarak yang relatif pendek jalur yang menyempit harus dihindari agar tidak terjadi hal-hal yang berbahaya, seperti jembatan titian yang menghambat layu pelari
e)      Jalur pelombaan harus diukur dan diumumkan pada semua peserta dan adanya penjelasan tentang kondisi alam sekitar yang dilalui. Jika jalur tersebut lingkaran hendaknya satu putaran tidak kurang dari 2200 meter.
f)       Jalur lomba dapat diterima dan dipertanggungjawabkan, rute lomba harus dirinci dalam buku acara serta menunjukkan sekretaris, panitia, wasit dan juri pos(juri titik) sepanjang jalur lomba untuk memberikan arah lari bagi peserta.
d.     Lari Sambung
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara begantian. Satu regu pelari sambung terdiri dari 4 orang pelari. Dalam pelombaan lari sambung pelari berlari dengan kecepatan penuh dengan memindahkan tongkat ke pelari berikutnya. Perpindahan tongkat harus berada di dalam daerah yang disebut zona panjang 20 m. perpindahan tongkat diluar zona tersebut regu dinyatakan gagal atau diskualifikasi.

1)      Cara Pengoperan tongkat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a)      Tanpa melihat (nonvisual): cara ini penerima tongkat estafet tanpa menoleh kepada si pemberi tongkat. Cara ini digunakan untuk lari sambung 4 x 100m
b)      Dengan melihat (visual): Cara ini si penerima tongkat estafet menoleh ke belakang, melihat kepada pemberi tongkat. Cara ini digunakan pada lari sambung jaraknya lebih dari 100m, terutama pada 4 x 400m.
2)      Peratuan Lari Bersambung/ Estafet
a)      Semua jalur dibatasi garis-garis tiang tebalnya 5 cm sebagai tanda/ batas pelari.
b)      Nomor 4 x 100m, 4 x 200m selain pelari pertama dibolehkan memulai larinya di luar zona tidak lebih dari 10m.
c)      Nomor 4 x 200m, 4 x 400m dilarikan dalam lintasan masing-masing kecuali:  untuk lari 4 x 200m pelari ketiga hanya di tikungan petama saja selebihnya sesudah menggunakan lintasan dalam, demikian juga 4 x 400m hanya pelari pertama saja yang lari dijalurnya setelah melewati tanda tikungan petama yang berbendera ,pegantian tongkat harus dilakukan pada zone yang telah ditentukan dengan batas-batas garis yang jelas.
d)     Cek mark atau tanda, peserta boleh memasang perekat yang berukuran 5 x 40 cm dengan warna yang menyolok dengan tidak membingungkan pelari.
e)      Tongkat estafet, tongkat harus dibawa selama perlombaan berlangsung, jika jatuh harus diambil oleh yang menjatuhkan. Dia boleh meninggalkan lintasanya untuk mengambil tongkat dengan tidak mengganggu pelari lain. Tongkat harus diberikan dari tangan ke tangan dalam zona penggantian tongkat yang dimaksud dengan zona penggantian tongkat adalah pada saat posisi tongkat bukan ditentukan oleh posisi badan.
2.      Lompat
a.      Lompat Jauh
Lompat jauh adalah sejenis acara olahraga di mana seseorang atlet mencoba mendarat sejauh yang boleh dari tempat yg dituju. Mereka yang bertanding akan berlari di laluan (pada tahap elit, biasanya mempunyai permukaan yang sama dengan trek larian) dan melompat sejauh yang boleh dengan memijak sepintas pada papan kayu ke bahagian yang diisi pasir atau tanah. Jarak minimum dari papan ke tanda yang dibuat oleh atlit pada pasir diukur. Jika seseorang itu memulakan lompatannya dengan mana-mana bahagian kakinya di depan atau melebihi papan (satu lapisan plastisin diletakkan dengan segera di depan papan untuk mengesan ketepatan ini), lompatannya diisytiharkan salah atau batal dan tiada jarak akan direkodkan.
Format sebenar pertandingan ini berbeza, tetapi secara amnya peserta akan mendapat beberapa kali cubaan untuk membuat lompatan dan hanya lompatan yang terpanjang akan dikira sebagai keputusan. Peserta dengan lompatan sah yang paling jauh pada akhir pertandingan akan dikira sebagai juara.Kelajuan semasa berlari dan tinggi lonjakan merupakan kunci lompatan yang jauh. Oleh itu tidak hairanlah jika atlet lari pecut turut bertanding dan memenangi acara ini. Lompat jauh telah dijadikan sebagai sebahagian daripada Sukan Olimpik.Acara ini juga dicatat sebagai dua daripada rekod dunia yang paling lama berdiri dalam sebarang acara balapan dan padang. Pada 1935, Jesse Owens mencatatkan rekod dunia yang tidak dipecahkan sehingga 1960 oleh Ralph Boston.Lompat jauh adalah salah satu daripada acara Olimpik pada Yunani Purba. Seseorang atlit akan memegang beban pada kedua-dua tangan yang dipanggil halteres. Beban ini akan dilayangkan ke hadapan seiring apabila atlet melompat untuk menambah momentum dan dibaling ke belakang apabila berada di udara untuk menolaknya ke hadapan. Paling dingati dalam acara purba adalah seorang lelaki dipanggil Chionis di mana pada Olimpik 656 SM mencatatkan lompatan sejauh 7 m 5 cm.
1)      Teknik lompat jauh


a)      Ancang-ancang
Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan menumpu. Sebagai pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil memperhatikan kaki saat menumpu.
b)      Menumpu
Merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurrna. Badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/ ancang-ancang. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga agar tidak oleng/ goyang. Berat badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari tumit ke ujung kaki, dengan tempo yang cepat. Gerakan ayunan lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga menjaga keseimbangan badan.
c)      Melayang
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat.
d)     Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri.

b.      Lompat Tinggi
Lompat tinggi merupakan suatu lompatan untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Acara lompat tinggi begitu popular dalam mana-mana kejohanan sukan olahraga. Ia adalah salah satu acara padang yang memerlukan para peserta melompat melepasi palang. Palang tersebut diletakkan di antara dua tiang tegak.
Dalam pertandingan, palang akan dinaikkan setelah peserta berjaya melepasi ketinggian palang yang diletakkan. Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan lompatan melepasi sesuatu ketinggian palang. Sekiranya peserta gagal sebanyak tiga kali berturut-turut, maka dia dikira gagal. Para peserta yang menyertai acara ini perlu melompat setinggi yang dapat dilakukan, untuk menentukan kemenangan mereka dalam acara tersebut
Yang diutamakan dalam melakuakan Lompatan ialah, lari awalan dengan kecepatan yang terkontol. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar. Doronglah bahu dan lengan keatas pada saat take off. Lengkungan punggung di atas mistar. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalam dari lutut kaki ayun (bebas). Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkungan.

3.      Lempar
a.      Lempar lembing
Lempar lembing merupakan cabang olahraga yang tak bisa dipisahkan dari tradisi berburu manusia di masa lalu. Aktivitas ini menuntut kecepatan serta kecekatan dari pelemparnya. Medianya tentu sebuah lembing yang dahulu lebih mirip tombak dalam artian sesungguhnya. Sebagai salah satu cabang olahraga atletik, lempar lembing pada dasarnya diadopsi dari kebiasaan para lelaki jaman dahulu pada saat aktivitas seperti bercocok tanam belum marak. Satu-satunya sumber kehidupan manusia adalah berburu. Setelah terjadi perubahan signifikan pada kehidupan manusia, lempar lembing yang awalnya adalah kegiatan berburu makanan dialihkan menjadi suatu cabang olahraga yang telah ada sejak zaman Yunani klasik. Konon kabarnya, pada masa itu, olahraga lempar lembing telah menjadi jenis permainan yang sangat digemari hampir semua kalangan. Lempar lembing biasa diperlombakan bersama dengan cabang atletik lainnya seperti lempar cakram, lompat, lari dan lainnya. 

Ada beberapa hal mendasar yang penting untuk diketahui jika ingin memainkan olahraga lempar lembing. Antara lain:
1)      Cara Memegang Lembing
Pada dasarnya ada tiga cara yang biasa digunakan dalam hal memegang lembing, yakni:
a)      Gaya Amerika: Pertama, tombak atau lembing diletakkan tepat di telapak tangan dimana bagian ujung atau mata lembing tersebut menyerong hingga mendekati badan. Selanjutnya, jari telunjuk menggenggam erat bagian tepi atau pangkal belakang lembing, dan dikontrol oleh ibu jaridan kemudian diletakkan di bagian tepi belakang pegangan. Pastikan lembing Anda lurus. Pada pegangan Amerika ini, jari telunjuk juga jempol seseorang cukup memegang peranan yang penting dalam hal mendorong lembing pada saat hendak melempar.
b)      Gaya Finlandia: Pada gaya ini, lembing ditempatkan di telapak dimana bagian ujung lembing tersebut menyerong hingga hampir menyentuh badan. Selanjutnya, jari tengah akan memegang bagian tepi dari tali pada belajang dan dibuat melingkar dengan bantuan jempol atau ibu jari. Saat menggunakan gaya ini, pastikan jari telunjuk Anda lemas agar bisa membantu menahan lembing itu sendiri. Gaya Finlandia ini menekankan pada peranan jari bagian tengah pun ibu jari dalam mendorong serta melempar lembing.
c)      Gaya Menjepit: Gaya yang satu ini cukup sederhana, intinya hanya dengan menjepit lembing di antara jari tengah dan telunjuk sementara itu, jari lainnya memegang secara biasa. 
d)     Adapun panjang lembing antara atlit putrid dan putra berbeda. Untuk putra panjangnya antara 2,6 hingga 2,7 meter. Sementara itu untuk putrid antara 2,2 meter hingga 2,3 meter. Ukuran yang berbeda ini juga berpengaruh pada berat lembing. Pada putra, beratnya 800 gram sedangkan pada putrid mencapai 600 gram.
2)      Peraturan Lempar Lembing
dilakukan di tempat yang benar sebab jika tidak bisa melukai orang lain mengingat ujung lembing cukup tajam.  Sejumlah peraturan yang harus dipahami dalam olahraga lempar lembing, sebagai berikut:
a)      Saat melempar, lembing wajib dipegang tepat pada bagian pegangannya dan wajib juga dilempar di atas bahu atau bagian paling atas dari tubuh si atlit. Lembing juga harus dilempar sama seperti prinsip bandul. Adapun gaya non-ortodox tidak lagi diijinkan untuk digunakan.
b)      Sebuah lemparan lembing dianggap tidak sah apabila bagian mata lembing tidak menggores tanah terlebih dahulu dibanding bagian lembing lainnya.
c)      Saat atlit hendak memulai awalan, ia tidak diperkenankan memotong sebuah garis.
d)     Lemparan dianggap tidak sah apabila sang atlit menyentuh wilahay badan garis lempar, atau garis perpanjangan.
e)      Saat lembing telah melaju, sang pelempar tidak diperkenankan membelakangi sektor lemparan dengan cara memutar tubuhnya.
f)       Sang atlit tidak diperkenankan meninggalkan jalur awalan sebelum lembing yang ia lepaskan tadi belum tiba di permukaan.
Sebagai sebuah olahraga, lempar lembing ini menggerakkan banyak otot tubuh antara lain otot lengan, kaki, otot sendi, ototo sumbu dan otot bidang. Jika semua otot tersebut bekerja secara baik maka hasil lemparan lembing akan sempurna. Olahraga ini sebaiknya.

b.      Lempar Cakram
Untuk memahmi pengertian lempar cakram, terlebih dahulu kita memahami pemgertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584). Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51). Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
a)      Cara memegang cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
b)      Ada dua gaya dalam lempar cakram
(1)   Gaya samping
Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
(2)   Gaya belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.

2)      Peraturan dalam lempar cakram
Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final). Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.
Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai. Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya. Bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar lebih rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran

4.      Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru: Untuk senior putra = 7.257 kg, Untuk senior putri = 4 kg, Untuk yunior putra = 5 kg, Untuk yunior putri = 3 kg.


a.       Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya: Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
b.      Gaya  dalam tolak peluru
1)      Gaya ortodok
Gaya ortodok adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh menyampingi sector tolakan,gerakan ini juga disebut gaya menyamping.
Cara melakukan tolakan :
a)    Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak dan menyampingi sector lemparan
b)   Tangan kanan keatas sambil membawa peluru
c)    Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah telinga
d)   Kaki kanan dibuka selebar bahu
e)    Condongkan badan kedepan
f)    Ayunkan kaki kiri
g)   Kaki kanan lompat dan geser kekiri
h)   Lakukan tolakan dengan cara mendorong peluru ( bukan lempar peluru )
i)     Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan
2)      Gaya o’bryan
Gaya o’bryan adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh membelakangi sector tolakan, gaya ini sering disebut sebagai gaya membelakangi.
Cara melakukan tolakan :
a)    posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak peluru dan membelakangi sector lemparan.
b)   Tangan kanan keatas sambil membawa peluru.
c)    Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah telinga.
d)   Kaki kanan melangakh kedepan diikuti dengan condongan badan kedepan.
e)    Ayun kaki kiri
f)    Kaki kanan digeser kebelakang
g)   Kemudian putar tubuh dan lakukan tolakan
h)   Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan

C.    Lapangan Berbagai Cabang Atletik
1.       Lapangan lari estafet


2.       Lapangan Lempar Cakram









3.       Lapangan lempar lembing



4.       Lapangan Lompat Jauh





Dafta Pustaka
Rino Gura  (2013) macam-macam cabang atletik [online]. Tersedia:
Desi Galih (2010) Macam-macam cabang atletik  [online]. Tersedia: http://desibelajar.blogspot.com/2010/11/5-macam-cabang-atletik.html (12 april 2014)
Febriana Rahma (2012) pengertian dan sejarah atletik [online]. Tersedia : http://febrianrahma14.blogspot.com/ (12 April 2014)
_________gambar-gambar lapangan cabang atletik [online]. Tersedia : https://www.google.com/search?q=gambar+lapangan+cabang+atletik (12 April 2014)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH HAMBATAN PENDENGARAN (TUNARUNGU)

REVIEW SMARTPHONE

Perawatan Wajah saat Puasa, bisa Batal ?